Selasa, 24 April 2018

KEBUTUHAN DAN PEMENUHANNYA




1. Pentingnya Kebutuhan Bagi Perilaku Manusia

Salah satu aspek psikologis yang berperan penting dalam menggerakkan manusia untuk berbuat sesuatu adalah "motivasi". Teori motivasi yang terkenal dibangun dan dikembangkan oleh seorang yang bernama Abraham H. Maslow. Satu konsep fundamental yang khas dari pendirian teori motivasi yang dikemukakan oleh Maslow adalah bahwa manusia dimotivasikan oleh sejumlah "kebutuhan" dasar yang bersifat sama untuk seluruh spesies, tidak berubah, dan berasal dari sumber genetis dan naluriah.  Kebutuhan-kebutuhan itu sesungguhnya merupakan inti kodrat manusia, hanya saja mereka itu lemah serta mudah diselewengkan dan dikuasai oleh proses belajar, kebiasaan atau tradisi yang keliru. Lebih lanjut dia mengatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan itu dapat dengan mudah diabaikan atau ditekan, tidak bersifat jahat melainkan netral atau justru baik. 

Menurut Maslow, suatu sifat dapat dipandang sebagai kebutuhan dasar jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Ketidak-hadirannya atau ketidak-adanya menimbulkan penyakit.
2. Kehadirannya mencegah timbulnya penyakit.
3. Pemulihannya menyembuhkan penyakit.
4. Dalam situasi-situasi tertentu yang sangat kompleks dan orang bebas memilih, orang yang sedang berkekurangan ternyata mengutamakan kebutuhan itu dibandingkan jenis-jenis kepuasan lainnya.
5. Kebutuhan itu tidak aktif, lemah, dan secara fungsional tidak terdapat pada orang yang tidak sehat.

2. Teori Kebutuhan Individu

Dalam konteks ini, Maslow mengemukakan hirarki kebutuhan dari yang paling dasar sampai yang paling tinggi,  yaitu sebagai berikut:

a. Kebutuhan Fisiologis
Ini merupakan kebutuhan yang paling dasar, paling kuat, dan paling jelas dari sekian banyak kebutuhan manusia karena merupakan kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan akan makanan, minuman, sandang, tempat tinggal, seks, tidur, dan oksigen.

b. Kebutuhan Rasa Aman
Menurut Goble (2007), dalam penelitiannya mendapati bahwa para psikolog dan pendidik menemukan bahwa anak-anak membutuhkan dunia yang jelas dan dapat diramalkan. Seorang anak menyukai konsistensi dan kerutinan sampai batas-batas tertentu. Jika kejelasan, dapat diramakan, dan konsistensi itu tidak ditemukan dalam dunianya, maka akan menyebabkan kecemasan dan merasa tidak aman. Kebebasan yang ada pada batasnya lebih disukai daripada kebebasan yang tanpa batas atau serba dibiarkan sama sekali. Menurut Maslow, kebebasan yang ada batasnya semacam itu sesungguhnya sangat diperlukan bagi perkembangan anak ke arah penyesuaian diri yang lebih baik. 

Orang dewasa yang senantiasa merasa dirinya tidak aman akan cenderung neurotik dan bertingkah laku seperti anak yang tidak aman. Orang yang semacam itu, kata Maslow, akan cenderung bertingkah seakan-akan selalu dalam keadaan terancam bencana besar. Seseorang yang merasa tidak aman memiliki kebutuhan yang berlebihan akan keteraturan dan stabilitas serta akan berusaha keras menghindari segala sesuatu yang dipandang asing bagi dirinya dan yang tidak diharapkan oleh dirinya. Orang sehat dan merasa aman juga memerlukan keteraturan dan stabilitas, tetapi tidak berlebihan sebagaimana orang yang neurotik atau orang yang merasa dirinya tidak aman. 

c. Kebutuhan Rasa Memiliki dan Kasih Sayang

Setiap manusia sesungguhnya merasakan kebutuhan yang mendalam akan adanya cinta dan kasih sayang dari orang lain dan kepada orang lain. Demikian juga, setiap orang sangat membutuhkan rasa memiliki dan dimiliki orang lain. Seaeorang akan merasa sedih kalau dorinya merasa tidak memiliki dan tidak dimiliki orang lain atau kelompoknya karena dirinya akan tidak di terima atau tidak mendapat tempat pada diri orang lain atau kelompoknya. Demikian juga, seseorang akan merasa sedih jika dirinya merasa tidak disayangi oleh orang lain atau kelompoknya. 

Bagi Maslow, cinta dan kasih sayang merupak sesuatu yang hakiki dan sangat berharga dalam kehidupan manusia karena di dalamnya menyangkut suatu hubungan erat, sehat, dan penuh kasih antara dua orang atau lebih, serta menumbuhkan sikap saling percaya. Carl Rogers (dalam Corey, 2009) merumuskan cinta dan kasih sayang sebagai : "keadaan dimengerti secara mendalam dan diterima dengan sepenuh hati". Dalam hubungan antarmanusia yang dilandasi rasa kasih sayang dan rasa memiliki akan menumbuhkan hhubungan yang sejati. Dalam hubungan yang sejati tidak akan ada rasa takut, tidak aman, atau cemas yang seringkali menjadi penyebab rusaknya hubungan manusia satu sama lain.

d. Kebutuhan Penghargaan

Ada dua kategori tentang kebutuhan akan penghargaan pada manusia, yaitu :

1. Kebutuhan akan harga diri, meliputi:
a)      Kepercayaan diri
b)      Kompetensi
c)      Penguasaan
d)     Kecukupan
e)      Prestasi
f)       Ketidak-ketergantungan
g)      Kebebasan

2. Kebutuhan akan penghargaan dari orang lain, meliputi :
a)     Prestise
b)     Pengakuan
c)      Penerimaan
d)     Perhatian
e)      Kedudukan
f)       Nama baik

Seseorang yang memiliki cukup harga diri akan lebih percaya diri, merasa lebih mampu, dan lebih produktif. Sebaliknya, orang yang tidak cukup memiliki harga diri akan cenderung merasa rendah diri, tidak percaya diri, tidak berdaya, dan bahkan kehilangan inisiatif atau mengalami kebuntuan berpikir. Perlu ditegaskan disini bahwa harga diri yang paling stabil dan paling sehat adalah yang tumbuh dan berkembang dari penghargaan yang wajar dari orang lain, bukan penghargaan kerena kedudukan, kemasyuran, atau sanjungan kosong. 

e. Kebutuhan Rasa Ingin Tahu

Ada sejumlah argumentasi yang dikemukakan oleh Maslow bahwa rasa ingin tahu merupakan kebutuhan hidup manusia, yaitu :

1.  Rasa ingin tahu seringkali tampak juga pada binatang, apalagi manusia yang dilengkapi dengan kelengkapan daya pikir yang lebih kompleks.
2.   Pada anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang bersifat alamiah.
3.  Sejarah telah mencatat bahwa banyak orang yang dengan berani menantang bahaya besar untuk memenuhi rasa ingin tahunya dengan memburu pengetahuan. Misalnya : Galileo, Colombus, Socrates, dan lain-lain.
4. Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa orang-krang yang telah mencapai kematangan psikologis menunjukkan bahwa mereka sangat tetarik kepada hal-hal yang penuh rahasia, penuh ketidak-pastian, dan belum dapat dijelaskan.
5.  Banyak kasus di mana orang-oramg dewasa yang sebenarnya sehat dan cerdas kemudian menjadi menderita kebosanan, kehilangan gairah hidup, depresi, dan bahkan benci kepada diri sendiri karena dalam menjalani hidupnya dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan penuh rutinitas dan bahkan konyol tanpa adanya sesuatu yang merangsang rasa ingin tahu. 

Rasa ingin tahu ini, menurut Erick Fromm (1969) sesungguhnya dapat dikatakan sebagai suatu proses pencarian makna. Karena merupakan proses pencarian makna, maka didalamnya mengandung hasrat untuk memahami, menyusun, mengatur, menganalisis, menemukan hubungan-hubungan dan makna-makna, serta membangun suatu sistem nilai. 

f. Kebutuhan Estetik

Munculnya kebutuhan estetik dalam teori Maslow ini diawali dari penelitiannya yang dilakukan terhadap mahasiswa tentang pengaruh lingkungan yang indah dan jorok terhadap perilaku mahasiswa tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa lingkungan yang jorok sangat cepat mwnimbulkan kebosanan dan melemahkan semangat, sedangkan lingkungan yang indah dapat menimbulkan perasaan nyaman, semangat, dan kegairahan serta membuat mereka merasa lebih sehat. Maslow juga menunjukkan bahwa kebutuhan estetik berkorelasi dengan gambaran diri seseorang. Mereka yang tidka menjadi lebih sehat oleh keindahan adalah orang-orang yang terbelenggu oleh gambaran diri mereka yang rendah.

g. Kebutuhan Akan Pertumbuhan

Kebutuhan ini merupakan hasil perluasan dan upaya memperjelas teori kebutuhan dasar manusia. Maslow menemukan kebutuhan yang barudan termasuk kategori yang lebih tinggi. Kebutuhan ini dilukiskan sebagai kebutuhan akan pertumbuhan atau dalam istilah aslinya dikenal dengan "Being Values". Ada sejumlah daftar Being Values yang dikemukakan oleh Maslow sebagaimana dikutip oleh Goble (2007), yaitu :
1.    Sifat menyeluruh
2.    Kesempurnaan
3.    Penyelesaian
4.    Keadilan
5.    Sifat hidup
6.    Sifat kaya
7.    Kesederhanaan
8.    Keindahan
9.    Kebaikan
10. Keunikan
11. Sifat tanpa kesukaran
12. Sifat penuh permaian
13. Kebenaran, kejujuran, dan kenyataa
14.  Sifat merasa cukup.

h. Kebutuhan Aktualisasi Diri

Maslow mengemukakan suatu kebutuhan yang dipandang sebagai kenutuhan yang paling tinggi yang kemudian diberi nama "aktualisasi diri". Kebutuhan "aktualisasi diri" didefinisikan sebagai kebutuhan mendalam pada individu untuj menumbuhkan, mengembangkan, dan menggunakan kemampuannya secara penuh. Lebih lanjut, dia melukiskan kebutuhan ini sebagai "hasrat untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya". Dalam hirarki kebutuhan dari Maslow, kebutuhan aktualisasi diri ini merupakan kenutuhan tertinggi atau puncak kebutuhan manusia. 

Selain teori kebutuhan dari Maslow, satu lagi teori kebutuhan yang juga dikenal cukup luas adalah teori kebutuhan dari McClelland. Menurut teori ini, pemahaman tentang motivasi akan semakin mendalam apabila disadari bahwa setiap individu mempunyai tiga jenis kebutuhan, yaitu :

1. Kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement) disingkat "N-Ach"
Berdasarkan penelitiannya, McClelland menemukan bahwa orang-orang yang mempunyai need for achievement tinggi, memiliki ciri-ciri menonjol sebagai berikut :
a. Lebih senang menetapkan sendiri tujuan hasil karyanya.
b. Lebih senang menghindari tujuan hasil karya yang mudah dan memilih yang sulit.
c. Lebih menyenangi umpan balik yang cepat tampak dan efisien.
d. Senang bertanggung jawab akan pemecahan masalah, meskipun sebenarnya dirasakan sulit.
e. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (high curiosity).

2. Kebutuhan Untuk Berkuasa (Need For Power) disingkat (N-Pow)
Menurut tori ini, kebutuhan akan kekuasaan menampakkan diri pada keinginan unyuk mempunyai pengaruh terhadap orang lain. Dikatakannya bahwa seseorang yang memiliki kebutuhan kuat untuk berkuasa, biasanya menyukai kondisi kompetisi dan orientasi status serta akan lebih memberikan perhatian pada berbagai faktor yang memungkinkan dirinya mengembangkan pengaruhnya terhadap orang lain. Efek negatifnya, kadang-kadang melakukan segala cara untuk dapat memenuhi kebutuhan untuk berkuasa itu. 

3. Kebutuhan Untuk Berafiliasi (Need for Affiliation) disingkat "N-Aff"
Kebutuhan untuk beraffiliasi ini merupakan kebutuhan nyata pada setiap manusia, terlepas dari status, kedudukan, jabatan, maupun pekerjaan yang dimilikinya. Kebutuhan ini pada umumnya tercermin pada keinginan untuk berada pada situasi yang bersahabat ketika berinteraksi dengan orang lain. Seseorang akan merasa aman,  senang, dan berharga ketika dirinya diterima dan memperoleh tempat didalam kelompok. Sebaliknya, akan merasa cemas, kurang bahagia, ketika dirinya tidak diterima atau bahkan disisihkan oleh kelompoknya. 

3. Kebutuhan Remaja dalam Perkembangannya

Menurut Garrison, setidaknya ada tujuh kebutuhan khas remaja, yaitu :
a.   Kebutuhan akan kasih sayang
b.   Kebutuhan akan keikutsertaan dan diterima dalam kelompok
c.   Kebutuhan untuk berdiri sendiri
d.   Kebutuhan untuk berprestasi
e.   Kebutuhan akan pengakuan diri orang lain
f.    Kebutuhan untuk dihargai
g.   Kebutuhan memperoleh falsafah hidup yang utuh. 

Dalam perspektif teori sosial-psikologis memandang bahwa kebutuhan-kebutuhan remaja berkaitan erat dengan pemuasan kebutuhan mereka dalam kelompoknya. Menurut teori ini, kebutuhan -kebutuhan psikologis yang pokok akan mengarahkan tercapainya rasa aman. Kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kebutuhan untuk menerima afeksi dari kelompok atau individu, meliputi :
1.     Menerima rasa kasih sayang dari keluarga dan atau orang lain diluar kehidupan keluarga
2.     Menerima pujian atau sambutan hangat dari teman-temanya
3.     Menerima penghargaan dan apresiasi dari guru dan pendidik lainnya. 

b. Kebutuhan untuk memberikan sumbangan kepada kelompoknya, meliputi :
  1. Menyatakan afeksi kepada kelompoknya
  2. Turut serta memikul tanggung jawab kelompok
  3. Menyatakan kesediaan dan kesetiaan kepada kelompok
  4. Menghayati keberhasilan dalam kelompok
c. Kebutuhan untuk memahami

d. Kebutuhan untuk mempelajari dan menyelidiki sesuatu. 

4. Konsekuensi Kebutuhan Remaja yamg Tidak Terpenuhi

Remaja yang kebutuhannya terpenuhi secara memadai akan memperoleh suatu kepuasan hidup sehingga akan merasa aman, gembira, harmonis, dan prosduktif. Sebaliknya, remaja akan mengalami kekecewaan, ketidakpuasan, atau bahkan frustasi, yang pada akhirnya akan menganggu pertumbuhan dan perkembangannya jika kebutuhannya tidak terpenuhi. Bischof (1983) dalam "Interpreting Personality Theories" mengemukakan bahwa setidaknya ada dua komponen kunci mengenai terjadinya frustasi pada individu, yaitu :

a)    Adanya suatu kebutuhan (need), dorongan (drive), atau kecenderungan untuk bertindak.
b)   Adanya rintangan atau halangan yang menghambat individu dalam upaya mencapai tujuan guna memenuhi kebutuhan atau dorongan-dorongan yang ada di dalam dirinya. 

Dengan demikian, setiap tingkah laku remaja Khusunya dan manusia pada umumnya selalu berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapainya. Apa yang hendak dicapai itu pada dasarnya dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang ada dalam dirinya. Oleh sebab itu, antara motivasi, kebutuhan, dan tingkah laku itu berhubungan erat satu sama lain. Jika kebutuhan-kebutuhan itu tidak terpenuhi, maka akan timbul kesulitan-kesitan yang menyebabkan timbulnya perasaan kecewa, frustasi, marah, menyerang orang lain, minum-minuman keras, narkotika, dan tingkah laku negatif lainnya yang sangat merugikan diri sendiri dan orang lain.

5. Upaya Pemenuhan Kebutuhan Remaja dan Implikasinya Bagi Pendidikan

Kondisi lingkungan sekitar, baik keluarga, sekolah, maupun masyarakat berkaitan erat dengan motivasi seseorang. Menurut Maslow, ada sejumlah kondisi yang merupaka prasyat dan sekaligus menjadi intervensi edukatif dalam rangka pemuasan kebutuhan dasar manusia termasuk remaja, yaitu:
a.    Kemerdekaan untuk berbicara
b.    Kemerdekaan melakukan apa saja yang diinginkan sepanjang tidak merugikan dirinya dan orang lain
c.    Kemerdekaan untuk mengeksplorasi lingkungan
d.   Kemerdekaan untuk mempertahankan atau membela diri
e.    Adanya keadilan
f.     Adanya kejujuran
g.    Adanya kewajaran
h.    Adanya ketertiban. 

Ancaman terhadap faktor-faktor tersebut diatas akan menyebabkan individu memberikan reaksi dengan cara sama dengan ketika mereka bereaksi terhadap berbagai ancaman terhadap kebutuhan-kebutuhan dasarnya. Lebih lanjut, Maslow mengatakan bahwa kondisi-kondisi itu bukanlah tujuan dalam dirinya, namun memang nyaris seperti tujuan karena sedemikian eratnya hubungan dengan kebutuhan-kebutuhan dasarnya sendiri. Kondisi-kondisi itu semaksimal mungkin akan dipertahankan oleh individu karena tanpa kondisi-kondisi itu kepuasan dasar mustahil akan dapat terpenuhi atau paling tidak akan terancam pemenuhannya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar