Selasa, 27 November 2018

Pengelolaan Laboratorium: Perawatan Laboratorium


PERAWATAN ALAT-ALAT LABORATORIUM
Untuk mengelola Laboratorium yang baik kita harus menganal perangkat-perangkat apa yang harus dikelola. Semua perangkat-perangkat laboratorium ini jika dikelola secara optimal, akan memberikan optimalisasi manajemen laboratorium yang baik. Dengan demikian manajemen laboratorium itu adalah suatu tindakan pengelolaan yang kompleks dan terarah, sejak dari perencanaan tata ruang sampai dengan semua perangkat-perangkat penunjang lainnya.
A.    Jenis perawatan
Perawatan dapat dibedakan antara perawatan terencana dan perawatan tidak terencana. Berikut penjelasannya:
1.      Perawatan terencana
Perawatan terencana adalah jenis perawatan yang diprogramkan, iorganisir, dijadwal, dianggarkan, dan dilaksanakan sesuai dengan rencana, serta dilakukan monitoring dan evaluasi. Perawatan terencana dibedakan menjadi dua yakni:
a.       Perawatan terencana yang bersifat preventif
Perawatan preventif adalah sistem perawatan peralatan laboratorium yang secara sadar dilakukan melalui tahapan perencanan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta minitoring dengan tujuan untuk mencegah terjadinya gangguan kemacetan atau kerusakan peralatan laboratorium.
b.      Perawatan terencana yang bersifat korektif
Perawatan korektif adalah perawatan peralatan laboratorium yang secara sadar dilakukan melalui tahapan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta monitoring dengan tujuan untuk mengembalikan peralatan laboratorium pada kondisi standar, sehingga dapat berfungsi normal.




2.      Perawatan tidak terencana
Perawatan tidak terencana adalah perawatan yang bersifat perbaikan terhadap kerusakan yang tidak diperkirakan sebelumnya. Pekerjaan perawatan ini tidak direncanakan, dan tidak dijadwalkan. Umumnya tingkat kerusakan yang terjadi adalah pada tingkat kerusakan berat. Karena tidak direncanakan sebelumnya, maka juga disebut perawatan darurat.
B.     Tujuan perawatan laboratorium
Perawatan peralatan/bahan laboratorium memiliki beberapa tujuan  yang mencakup:
1.      Agar peralatan laboratorium selalu prima, siap dipakai secara optimal.
2.      Memperpanjang umur pemakaian
3.      Menjamin kelancaran kegiatan pembelajaran
4.      Menjamin keamanan dan kenyamanan bagi para pemakai
5.      Mengetahui kerusakan secara dini atau gejala kerusakan
6.      Menghindari terjadinya kersakan secara mendadak
7.      Menghindari terjadinya kerusakan fatal
C.    Sistem perawatan laboratorium
Dalam perawatan laboratorium, sebelum penyusunan jadwal dan rencana kebutuhan biaya perawatan perlu dilihat unsur-unsur berikut ini
1.      Obyek laboratorium yang akan dirawat
2.      Sumber daya manusia sebagai tenaga perawatan
3.      Sumber daya lain : alat, bahan, suku cadang, cara, waktu, dan biaya perawatan.
D.    Pemeliharaan peralatan laboratorium
Pemeliharaan alat-alat di laboratorium sebenarnya mempunyai andil besar dalam menanggulangi banyaknya kecelakaan kerja di salam laboratorium. Pemeliharaan alat-alat laboratorium secara berkala dapat mengantisipasi kecelakaan yang timbul secara lebih dini.



Berikut cara-cara yang dilakukan untuk pemeliharaan laboratorium:
1.      Sebelum meninggalkan laboratorium biasakan dalam keadaan bersih terlebih dahulu
2.      Kembalikan alat-alat laboratorium padda tempatnya
3.      Bersihkan meja dan lantai laboratorium
4.      Cepat laporkan pada guru atau pengawas laboratorium jika ada alat yang memerlukan perbaikan.
5.      Jangan sekali-kali menggunakan alat laboratorium jika alat tersebut dalam kondisi buruk.
6.      Gunakan alat-alat laboratorium tersebut sesuai dengan keperluan agar menjaga kestabilan alat tersebut.
7.       Matikan semua alat laboratorium yang terhubung dengan arus listrik jika alat tersebut tidak di gunakan kembali.
TEKNIK PERAWATANALAT LABORATORIUM IPA FISIKA
A.    Berdasarkan Golongan Bahan Alat
Penggunaan dan perawatan alat laboratorium IPA fisika digolongkan berdasarkan bahan pembuatan alat tersebut, yaitu bahan dari listrik, besi, gelas, porselin, plastik, kayu dan lain-lain.
1. Berdasarkan Golongan Bahan Alat Listrik
a. Catudaya atau Power supply
Catudaya atau power supply merupakan sumber tegangan dan arus listrik searah (DC) dan bolak balik (AC) yang sudah dilengkapi dengan batas nilai tertentu antara 0 – 12 volt.
Jika pada saat catudaya  dihidupkan dengan menekan sakelar  pada posisi on, tetapi arus listrik tidak ada, ada beberapa kemungkinan antara lain


1)      Sekering catudaya putus
Sekering catudaya umumnya dipasang pada bagian belakang catudaya. Saat sakelar pada posisi on  tetapi tidak ada arus listrik yang mengalir, maka periksalah sekeringnya. Ada kemungkinan sekeringnya putus.Sekering catudaya terbuat dari tabung dengan dinding kaca, ujung kedua tebung dilapisi logam, dan di dalam tabung itu terdapat kawat yang menghubungkan kedua ujung logam.Memeriksa sekering dilakukan dengan mengamati kawat di dalam tabung sekering itu.Jika kawat di dalam tabung itu putus, sekering catudaya itu harus diganti dengan yang baru.
2)      Kabel penghubung catudaya ke listrik PLN putus atau lepas
Umumnya kerusakan kabel penghubung terjadi karena kawat dalam kabel lepas dari steker atau kawat dalam kabel ada yang putus.Cara memperbaikinya adalah sebagai berikut.Bukalah steker, lalu periksa apakah ada kawat kabel yang lepas dari jepitan logam dalam steker, jika ada sambungkan kembali.
Jika sambungan kawat logam dan steker dalam keadaan tersambung dengan baik, kawat dalam kabel diperiksa dengan menggunakan avometer. Putar sakelar avometer pada posisi untuk mengukur hambatan (ohmmeter). Posisikan sakelar pada posisi maksimum untuk pengukuran hambatan (umumnya mega ohm). Sentuhkan dahulu kedua batang pemeriksa (probe), jika menunjukkan nilai nol, avometer itu dapat digunakan. Sentuhkan ujung salah satu batang pemeriksa ke ujung kabel yang diperiksa, ujung lain batang pemeriksa ke ujung lain kabel yang diperiksa, jika avometer menunjukkan nilai nol berarti kabel itu masih dalam keadaan baik, tetapi jika menunjukkan nilai yang besar (kilo ohm atau mega ohm) berarti kawat dalam kabel itu ada yang putus. Kawat yang putus dalam kabel biasanya terjadi pada bagian kabel yang sering dibengkokkan.Jika putus, diganti dengan yang baru. Cara yang lebih mudah untuk menguji apakah kawat dalam kabel itu putus atau tidak adalah mengganti terlebih dahulu dengan kabel yang lain. Jika dengan kabel yang lain terlihat ada arus berarti kawat dalam kabel yang diganti ada yang putus.

3)      Sakelar on/off rusak
Pemeriksaan sakelar dilakukan untuk sakelar yang dapat dibuka dengan cara membuka sakelar lalu diperiksa. Jika catu daya tidak berfungsi karena sakelar, kemungkinan pada bagian dalam sakelar ada logam atau sambungan kabel ke sakelar yang lepas maka sambungkan kabel atau logam tersebut.
b. Basicmeter
Kerusakan yang biasa terjadi pada basicmeter adalah jarum meter pada posisi tidak digunakan tidak menunjuk ke angka nol. Jika ini terjadi gunakan obeng untuk memutarkan skrup yang letaknya di bawah kotak basicmeter. Putar jarum meter itu sampai jarum menunjuk ke angka nol. Kerusakan berat yang sering terjadi pada basicmeter adalah putusnya kawat halus di dalam kumparan yang terletak di dalam kotak. Akibatnya basicmeter tidak berfungsi. Kerusakan ini tidak dapat diperbaiki dengan peralatan yang ada di laboratorium sekolah, karena itu gunakan alat sesuai dengan petunjuknya. Kerusakan yang lain adalah putusnya sambungan kabel pada skrup terminal atau lepas skrupnya. Ini dapat diperbaiki dengan menyolder sambungan kabel yang lepas dan memasang kembali skrup yang lepas.
Basicmeter dilengkapi dengan kotak shunt dan multiplier. Kotak shunt berisi rangkaian hambatan seri dan dipasang pada terminal besicmeter untuk mengukur kuat arus listrik. Kotak multiplier juga berisi rangkaian hambatan seri dipasang pada terminal basicmeter berfungsi untuk mengukur tegangan listrik. Kerusakan yang dapat terjadi pada kedua kotak ini adalah lepasnya skrup dari terminal. Jika terjadi kerusakan ini maka skrup dipasang kembali.





c. Multimeter Analog
Avometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur arus, tegangan, dan hambatan listrik.
a.       Pemeliharaan dan Perbaikan Avometer atau multimeter analog
Untuk memahami cara pemeliharaan dan perbaikan avometer atau multimeter analog, perlu diketahui hal-hal berikut ini:
        Petunjuk dan peringatan dalam penggunaan
        Data instrumentasi
        Persiapan pemakaian
        Teknik pengoperasian dan cara-cara pemeliharaan
Pemeliharaan Avometer
a.       Periksalah avometer, kabel ukur, dan peralatan lainnya setiap kali akan digunakan.
b.       Mengganti baterai.
c.       Buka semua terminal dari pengukuran untuk menghindari kejutan listrik.
d.      Putuskan sambungan kabel dari rangkaian alat tersebut.
e.       Balik alat ke atas dan letakkan pada permukaan yang lembut supaya kaca plastik tidak rusak / cacat karena tergores.
f.       Bukalah sekrup dan angkat tutup ke bawah.
g.      Angkat baterai dengan uang logam.
h.      Ganti baterai dengan yang baru 1,5 V  ukuran AA dengan polaritas kutub yang tepat.
i.        Tutup dan pasang kembali sekrup, dan jangan terlalu keras memutarnya.
j.        Penggantian sekering dengan cara putuskan sambungan kabel dari Rangkaian alat tersebut
k.      Balik alat ke atas dan letakkan pada permukaan yang lembut supaya kaca plastik tidak rusak/cacat karena tergores.
l.        Bukalah sekrup dan angkat tutup ke bawah
m.    Cabutlah sekering yang rusak, ganti dengan yang baru dengan ukuran 0,5 A, 250V, ¼” x 1 ¼ “.
n.      Ganti sekering yang tepat, dan jangan coba-coba memakai kawat yang dihubungkan langsung karena berbahaya dan dapat merusakavometer.
Pembersihan:
1)      Bagian luar avometer dapat dibersihkan dengan kain halus dan kering untuk menghilangkan minyak, gemuk, dan kotoran berupa     debu. Jangan memakai larutan atau detergent serta jangan dipoles.
2)      Apabila basah pada bagian dalam, keringkan bagian dalam dan bagian luar dengan angin + 25 PSI (Pound per square inch)
d. Vibrator
Vibrator seringkali mengalami kerusakan akibat kesalahan tegangan input pada vibrator, akibat lain karena tali yang diikatkan pada ujung vibrator terlalu kencang sehingga getaran vibrator menjadi terganggu akibatnya baut dan sistem rangkaian yang ada di dalam mengalami kerusakan. Cara perawatan alat ini adalah penggunaannya  harus teliti dan tali jangan terlalu tegang.    
e. Ticker Timer
Cara memperbaiki ticker timer yang rusak pada bagian rangkaian listriknya yang putus adalah dengan disolder atau mengganti komponen listrik lainnya seperti resistor.
2. Berdasarkan Golongan Bahan Logam
a. Mikrometer Sekrup
Perawatan mikrometer sekrup
1)      Pastikan bahwa disimpan di tempat yang tidak lembab.
2)      Berikan minyak pelumas pada poros geser/putar secara rutin (minimal 2 bulan sekali).
3)      Pastikan bahwa ketika menyimpan, posisi poros tetap dan poros
4)      putar menyentuh (skala nonius dan utama 0,00).
5)      Pastikan bahwa pengunci tidak difungsikan (tidak digeser ke kiri).
b. Jangka Sorong
Perawatan jangka sorong
1)      Pastikan bahwa disimpan di tempat yang tidak lembab.
2)      Posisikan ujung skala nonius (dapat digeser-geser) dan ujung skala utama berimpit (skala nonius dan utama 0,00).
3)      Berikan pelumas pada bagian pengunci dan bagian yang bergesekan.
4)      Neraca Empat Lengan
Perawatan:
Cara pertama geser beban kecil skala paling depan ke kanan sampai mencapai keseimbangan dan berilah tanda yang menunjukkan angka berapa dari beban kecil yang telah digeser tersebut. Ketika digunakan untuk menimbang, maka nilai /angka tersebut nantinya sebagai pengurang. Jadi, massa beban yang ditimbang dikurangi angka/skala dari beban kecil yang telah digeser itu. Cara kedua, pada bagian dudukan piring penimbang yang menggantung, anda lepas dan bagian bawahnya anda buka menggunakan obeng +, dan diisi atau dikurangi beban (berupa gotri, paku, besi kecil/bubuk).
3. Berdasarkan Golongan Bahan Gelas
a. Temometer
1) Menjaga termometer agar tidak pecah
a.       Supaya termometer tidak terjatuh saat diambil, pada ujung atas termometer hendaknya diberi benang (benang kasur) atau tali rafia.
b.      Pada waktu termometer digunakan mengukur suhu cairan, termometer hendaknya tidak digunkan sebagai pengaduk. Ketika digunakan mengukur cairan, bola termometer disentuhkan pada dasar wadah
c.       Termometer hendaknya disimpan dalam bungkusnya (berupa plastik) atau pada kotaknya yang terbuat dari dus. Simpan termometer secara horizontal di lemari atau laci.
2) Teknik mengatasi termometer yang patah/ pecah
a.       Jika cairan dalam termometer terpisah/ patah, untuk menyambungkannya kembali dapat  dilakukan dengan cara merendam termometer dalam campuran es, air dan garam (jika perlu CO2 kering). Jika tidak berhasil, letakkan termometer dalam freezer sampai cairan dalam termometer bergabung kembali. Apabila dengan cara di atas masih belum berhasil juga panaskan termometer dalam air.
b.      Pemanasan dilakukan dalam pemanas minyak. Hati-hati, jangan memanaskan melewati kapasitas termometer itu.













Sumber:
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2011. Panduan Teknis Perawatan Peralatan Laboratorium Fisika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar